Star Glam Cirebon :

Wisata Religi Ke Kelenteng Hok Keng Tong, Bukti Cirebon Miniatur Bangsa Indonesia

#

Source: Instagram/@sxtjkt

Indonesia dikenal dengan kerukunan umat beragama, salah satu ditunjukkan oleh Cirebon, maka tak salah jika ada yang mengatakan bahwa Cirebon menjadi salah satu miniatur bangsa Indonesia.

Apalagi Cirebon memiliki banyak suku bangsa, namun tetap bersatu menjadi bagian yang utuh, hal ini sudah menjadi budaya melekat pada masyarakatnya yaitu gotong royong dan kerukunan.

Walaupun di Cirebon didominasi oleh masyarakat Jawa dan Sunda yang telah mendiami lebih dulu, namun tetap membagi tempat dan berbaur dengan Bangsa-Bangsa pendatang seperti Tionghoa, Arab, dan India.

Etnis Tionghoa sebagai salah satu yang suda lama mendiami Cirebon, hal ini menjadi keberagaman serta sangat banyak mewarnai sejarah Cirebon ini. Adapun yang menjadi bukti keberadaan masyarakat Tionghoa yaitu terdapat bangunan Wihara Dharma Sukha atau Kelenteng Hok Keng Tong yang berada persisi di belakang Pasar Kue Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.

Kelenteng Hok Keng Tong merupakan bagian dari saksi sejarah ratusan tahun yang lalu, sejak masa Kesultanan Cirebon pada saat itu. Usia wihara ini sudah 631 tahun atau telah berdiri sejak tahun 1389 Masehi, dan selisih 20 tahun dari berdirinya Kota Cirebon.


Source: Instagram/@sxtjkt

Dari Informasi yang didapat, Kelenteng Hok Keng Tong merupakan salah satu Kelenteng tertua di Pulau Jawa, dan menjadi bagian dari catatan sejarah masyarakat Cirebon

Tak hanya sekitar masyarakat Cirebon, datang juga masyarakat daru laur kota yakni Jakarta, bandung, Tangerang, dan Medan. Kebanyakan dari mereka biasanya melakukan ziarah atau wisata religi.

Warga biasanya Bersembahyang di sana untuk meminta keberkahan kepada Dewa Fuk Dhe Min Wang yang duduk di altar utama. Dewa ini dipercaya oleh warga Tionghoa sebagai dewa pembawa rezeki. Adapun momen yang paling ramai didatangi yaitu pada saat perayaan ulang tahun (Sejit) Konco Dewa Fulk Dhe Min Wang.

COMMENTS: (0)

Post You May Like